LETANGMEDIA

Dr. Manto Tapung,M.Pd: Politik Kreatif dan Dekonstruksi Sosial


 Politik Kreatif dan Dekonstruksi Sosial*
Oleh : Dr. Marianus Mantovanny Tapung, M.Pd

Dosen Unika Santu Paulus Ruteng

ILUSTRASI 
(Sumber Gambar: materi4belajar.blogspot.co.id)



Dalam satu bab dari buku Of Grammatology (1976) Jacques Derrida menyatakan: The end of the book is the beginning of writing,  yang secara lurus diterjemahkan: “Akhir dari (membaca) sebuah buku adalah awal dari (membuat) sebuah tulisan”.  Derrida menjelaskan serangkai makna bahwa seseorang dalam hidupnya tidak saja membahas tentang apa yang pernah dihasilkan, tetapi membeberkan juga kemungkinan untuk membuat sesuatu pada masa yang akan datang. Agar seseorang dapat menghasilkan sesuatu pada masa yang akan datang berdasarkan pada apa yang  pernah ‘dibaca’ pada masa lalu, maka sangat dibutuhkan kreativitas. Dalam hal ini, kreativitas adalah bentuk keterbukaan untuk ‘membongkar’ yang sudah lama, dan kemudian menyusun dan membentuk kembali sesuatu yang baru berdasarkan pemaknaan yang baru pula. Pembentukan dan pemaknaan baru ini tidak menghilangkan ‘esensi’ dari yang lama, tetapi diperbaharui sesuai dengan tuntutan perubahan. Upaya kreatif untuk membentuk dan memaknai secara baru ini, diistilahkan Derrida sebagai proses dekonstruksi sosial.
Dekonstruksi sosial merupakan suatu kegiatan kreatif untuk membongkar klaim-klaim kemapanan yang sudah lama, tidak relevan dan kontekstual lagi, dan mencoba menatanya kembali pada  posisi berbeda (transposisi), yang lebih positif dan konstruktif bagi kehidupan di dunia. Sudah pasti kegiatan kreatif untuk membongkar ini tidak menghilangkan sama sekali hakekat dari realitas yang ada. Hakekat dari realitas tetap dipertahankan, tetapi diberi makna baru sesuai tuntutan perubahan dan perkembangan. Dalam perspektif sosial politik, dekontruksi sosial menjadi salah satu upaya alternatif dalam membangun kehidupan yang lebih baik;  yang ketika menggagas dan mengimplementasikannya, sangat membutuhkan kreativitas para pelakunya. Kreativitas dalam berpolitik merupakan bagian penting dari proses dekonstruksi karena berkaitan dengan upaya meruntuhkan tatanan lama yang telah merusak, dan kemudian menata tatanan kehidupan yang lebih baru dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.  Sebagai bagian dari dekontruksi yang kreatif, kegiatan politik menyasar pada kesejahteraan dan keterarahan masyarakat pada prospek yang lebih bagus.

                     Dr. Marianus Mantovanny Tapung, M.Pd

Ketika politik menjadi salah satu aktivitas potensial untuk bisa membangun masyarakat maka mereka yang terlibat dalam politik harus memiliki komitmen, totalitas dan opsi yang besar pada kepentingan masyarakat. Selain itu, mereka juga mesti kreatif dalam menangkap dan mengakomodasi harapan, keinginan dan kebutuhan masyarakat. Para pelaku politik dan institusi politik (partai) yang memiliki komitmen, totalitas, dan opsi ini yang besar pada kepentingan umum sudah pasti akan mendulang kepercayaan masyarakat. Karenanya, ekspektasi masyarakat pada para pelaku politik yang kreatif sangatlah besar. Harapan muncul selain karena adanya desakan akselerasi dan signifikansi pembangunan, juga karena masyarakat semakin menyadari bahwa perubahan yang begitu cepat, sudden shift, unlinear dan sporadik,  hanya bisa diantisipasi melalui model pendekatan politik yang kreatif, dialektis, dan progresif. Konsekuensinya, untuk mendukung kreativitas, dialektika, dan progresivitas ini, para pelaku politik juga harus memiliki keutamaan-keutamaan penting seperti berperilaku fleksibel, dinamis, berwawasan luas, berani keluar dari zona nyaman, dan  tidak takut mengambil resiko.
Selanjutnya, kreativitas, dialektika, dan progresivitas dapat dibentuk dan dikembangkan dengan tidak henti-hentinya membuka diri untuk melihat (wacthing) kondisi dan situasi faktual masyarakat; kemudian menganalisis (analyzing) dan menafsirkannya (interpretating); dan selanjutnya merenungkan (reflecting); serta yang terakhir adalah berpikir untuk melakukan sesuatu (thinking for doing) untuk kepentingan dan kebaikan masyarakat. Terobosan-terobosan politik yang positif dan kontributif akan membuka ruang dan peluang bagi pengembangan pemikiran dalam bidang politik yang dapat berdampak baik pada bidang-bidang kehidupan lain. Dengan munculnya berbagai inovasi, maka diharapkan dapat membongkar segala bentuk kebijakan-kebijakan yang membelenggu, yang selama ini mungkin tidak berpihak pada kepentingan masyarakat. Inovasi dan kreativitas dalam dalam merumuskan kebijakan-kebijakan politik dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan kritis, akan membuat demokrasi semakin berkualitas dan menjadi tumpuan harapan masyarakat.



Bila belajar dari negara yang berkembang dalam demokrasinya, politik masih menjadi aktivitas yang efektif dan ‘berkekuatan’ dalam membangun sebuah negara bangsa. Dalam hal ini, aktivitas politik yang dikembangkan senantiasa mengarah pada perubahan dan perkembangan masyarakat, dan sedapat mungkin menghindari konflik kepentingan, baik yang bersifat personal maupun institusional. Dan untuk negara-negara yang masih berusaha mematangkan politik demokrasi, perlu berada dalam proses belajar sehingga benar-benar memahami substansi berpolitik, berikut tujuan dan manfaatnya bagi kepentingan negara bangsa. Adapun munculnya berbagai konflik, friksi dan mungkin mengarah pada perpecahan, mesti dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dramaturgi politik demokrasi. Karenanya,  para pelaku politik harus mampu mengelolanya secara kreatif dan inovatif, sehingga konflik dan friksi tersebut dapat diarahkan pada kematangan dan penguatan karakter berdemokrasi. Sehingga, sekalipun muncul berbagai macam fluktuasi politik yang berat dan kasar, namun hal tersebut tidak sampai menyebabkan runtuhnya tonggak-tonggak demokrasi. Bahkan jika dilihat dari perspektif dialektika, keadaan tersebut akan semakin mematangkan dan perkuat sendi-sendi bangunan demokrasi.
Politik sebagai salah satu aktivitas untuk mendekontruksi kehidupan sosial sudah pasti berangkat dari pemahaman yang mendalam tentang keadaan dan situasi sosial masyarakat. Agar dekontruksi berjalan dengan efektif dan berdaya guna, ada berberapa hal ini yang perlu diperhatikan: (1) Kreativitas untuk melihat kehidupan sosial berdasarkan kebutuhan dan keinginan yang ada dalam masyarakat. Usaha melihat kebutuhan dari perspektif masyarakat akan sangat membantu membentuk kreativitas dalam berpolitik. Sebab kompleksitas kebutuhan masyakat sudah pasti akan menuntut kreativitas dalam melakukan pendekatan pelayanan dan perumusan kebijakan-kebijakan yang strategis. (2) Segala bentuk pendekatan dan kebijakan politik mestinya selalu bertolak dari nilai-nilai yang sedang bertumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan dengan kreatif mengembangkan nilai-nilai tersebut untuk membantu menguatkan tonggak-tonggak kehidupan masyarakat. Dengan memberdayakan dan mengembangkan nilai-nilai tersebut, aktivitas politik akan mendapatkan bobot yang lebih kuat dan berarti. Dengan berbasis pada nilai lokal, pendekatan dan kebijakan politik dapat lebih menghampiri kebutuhan masyarakat, dan menjadi harapan dalam memecahkan berbagai masalah yang menerpanya di kemudian hari. (3) Membuat wacana dan diskursus tentang prospek dan masa depan masyarakat yang lebih baik. Masyarakat perlu dibawa dan digiring untuk keluar dari masalah yang melandanya dan mengarahkan mereka agar untuk berani menatap masa depannya. Aktivitas politik juga menjadi bagian dari upaya memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam memecahkan masalah-masalah keseharian hidupnya.

BACA JUGA:
Pemimpin Tidak Hanya Peka

(4) Membuat jaringan kerjasama dengan pihak terkait dalam membahas berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam kehidupan masyarakat pada masa-masa yang akan datang. Selain untuk untuk menghindari cara berpolitik yang mainstream, rutin, statis, dan linear, kerjasama juga perlu dibentuk untuk merekatkan hubungan relasional antara elemen-elemen masyarakat dalam memanfaatkan kekuatan/peluang dan menghindari/mencegah kelemahan/ancaman. Membangun persahabatan politik dengan pihak lain akan sangat membantu mendapatkan berbagai masukan yang lebih tepat dan akurat tentang situasi dan keadaan masyarakat. Studi relevansi, kontektual dan korelasional tentang kebutuhan dan keinginan masyarakat menjadikan aktivitas politik menjadi lebih responsif dan representatif. (5) Menambah bacaan/referensi ilmiah dan empirik akan sangat membantu mengembangkan wawasan untuk berpolitik secara kreatif. Karenanya, para pelaku politik perlu bergumul dengan berbagai bacaan/referensi agar semakin memiliki perspektif yang luas, baik dalam tataran konseptual maupun dalam tataran empirik. Bila memungkinkan, para pelaku bisa mengutarakan gagasan dan manifesto politiknya melalui tulisan yang dapat dipublikasi pada berbagai media sebagai bentuk kegiatan edukasi dan literasi terhadap masyarakat.

***


*) Tulisan/Opini ini sudah dipublikasikan di: SKH Pos Kupang, 20/04/2017.  Dipbilikasikan di Mediafelikspedia.com atas ijinan penulis.

Catatan: Opini ini adalah tulisan pribadi penulis,  isinya tidak mewakili pandangan mediafelikspedia.com



Dr. Manto Tapung,M.Pd: Politik Kreatif dan Dekonstruksi Sosial Dr. Manto Tapung,M.Pd: Politik Kreatif dan Dekonstruksi Sosial Reviewed by www.surya.com on Maret 13, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

VIEW

Diberdayakan oleh Blogger.