LETANGMEDIA

Dengarkan Saja: Kata Nana Kepada Pacarnya


(Ilustrasi:liputan6.com)



Sayang kaki luka karena terantuk

batu, kata nana kepada pacarnya,
sayang mengapa kamu terantuk?
 apakah lukanya tidak terlalu parah? jawab enu.


 ‘itu hari pertama

sayang tanganku luka karena pisau
Ah sayang kami
sih tidak hati-hati, apakah lukanya terlalu parah, saya akan brelikan obat luka


itu minggu pertama


Sayang
sayang
Enu sayang
Yah sayang,  kenapa lagi? luka lagi? atau terantuk lagi?

Yah enu, ‘saya
sakit. Jawab nana kepada Pacarnya


 Enu, hatiku sakit bila masa depan kurenungkan.
Hatiku sakit, bila  mengingat hari-hari
yang kulalui begitu saja .

 Ah sayang, kitakan baik-baik saja. Aku janji akan
selalu bersamamu.

Tenang sajalah
sayang, Enu aku tahu itu


Lalu?
Enu,
barbahagia hari ini jangalah terlena. Jangan kita tenggelam karena tawaran
dunia saat ini. Perjuangan kita masih panjang. Jangalah terbuai sayang.Tapi,
kita berdua sama-sama berpikir dan bersiap mengisi hari-hari, penuh bijaksana
dan penuh art menjawab amanat ibu pertiwi.


Mengisi ilmu,
mengatur langkah, membentang wawasan, membaca perubahan menjawab peluang.
Inilah saatnya sayang, Waktu tdiak bisa duputar kembali, jangan sampai
penyesalan bertuan pada masa kita.

Itu bulan pertama


Lalu enam bulan kemudian
Punggungku sakit.
Bahuku, terasa lemah
Kakiku, terlalu sakit, tertusuk benda-benda alam.
Sebab sandal kutak punya
Tubuhku, rela berada di bawah mentari
hingga keringat mengalir diseluru tubuhku. sebab paying
 atau topi kutak punya
Tubuhkan menggigil, sebab  malam kuberalaskan tikar.
Kata ayah kepada Nana.


Nak, aku tidak
sedang mengeluh.
aku memberimu
arti perjuangan
Bila saja kamu
mulai lemah,
bila saja
semangatmu mulai memudar
ingatlah aku,
Nak. Karena cinta, aku tak kenal lelah.

Kamulah
mutiraku.

Mutiara
kebagaanku.

Mutiara
harapan negeri


Nak..
langkahkan
kakimu lebih cepat dariku

karena aku
sudah tua

tataplah
melampaui apa yang kamu lihat, karena aku tak punya kesempatan lagi .


Bersuaralah
lembih keras, karena aku tak bisa lagi sekuat suaramu.

Lalu kata kakek kepada Nana dan Enu
Usiaku sudah tua. helai rambutku beruban.
Kulitku yang kau kenal dulu kencang, kini keriput.

Tapi ingalah,

usiaku memang tua, namun kasihku tak pernah kelam.
Cintaku pada bumi pertiwi tak pernah pudar
Semangatku tak pernah kelam.

Kepadamu, kutitipkan negeri ini, yang kami

berjuang bertumpah darah, hingga kata merdaka diteriakan, merdeka milik ibu

pertiwi, merah putih dikibarkan.



Dipundakmu, ijinkan aku yakin, bahwa kamu berjuang

dan terus berjuang. Biarkan semangat pancasila mengalir dalam darahmu, terbaca
dalam sikapmu. Hingga relasi tidak mengundang anarkir, hingga kata terucap
tidak mengungdang gaduh.  Berjuanglah
sembari menatap merah putih yang berkibar, mengamalkan cinta para pahlawan
negeri.



Singsingkan lenganmu. Kuatkan bahumu. Taklukan
masa depan menjadi milimu, harumkan ibu pertiwi hingga lintas generasi.


Sejam kemudian,

Nana duduk  termenung disudut kota, menenangkan diri dari
hingar bingar kota.

Tertegun  akan tanggung jawab tentang cita-cita berbalut
cinta lintas generasi.

Enu, kau kekasihku, patnerku
mengasah gagasan hingga akhir hayatku.


Lalu?

kuingin mengajakmu
melangkah, melintasi alam yang sunyi bersamaku.

Walau irama
kaki kita, ayunan tangan kita berebeda, namun satu hal yang sama, yakni
cita-cita menjawab cinta kedua sosok yang memebelajarkan kita tentang
perjuangan. Orang tua

Ah, nana.
berhentilah  gundah.
berpuisilah
dalam aksi agar imajinasi tidak basi
bersajaklah
dalam langkah agar masa depan membaggakan mereka yang mendukung kita

bersyairlan
dalam aksi mengahrumkan ibu Pertiwi.

Nana inilah
saatnya.


Kita berjuang
wujdukan mimpi

hadirkan
harapan ayah, bunda dan kakek kita
menjadi kenyataan

biarkan mereka
tersenyum menatap kita
biarkan mereka
bahagia menatap merah Putih yang berkibar membangkitkan anak pertiwa

Marilah sayang
Bahu membangun negeri
Satu dan sama dalam  bineka tunggal ika,membingkai cinta ibu
pertiwi setiap aksi dan sikap

Satu dan sama dalam pancasila, menjadi insan setia
mengamalkan sila pancasila

Satu sama membakitkan semangat menjadikan pertiwi
barasas dan berahklak sperti pesan ayah dan kakek.

(FH)

Nana: Panggilan sayang orang Manggarai untuk laki-laki, dan Enu panggilan Sayang untuk perempuan
Dengarkan Saja: Kata Nana Kepada Pacarnya Dengarkan Saja: Kata Nana Kepada Pacarnya Reviewed by www.surya.com on Maret 08, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

VIEW

Diberdayakan oleh Blogger.