GADIS DI SUDUT SENJA

GADIS DI SUDUT SENJA

 



Kunamakan dia gadis senja
Senja, gambaran rasa yang kian tamat
Senja, ungkapan kasih yang memudar
Senja, kerinduan yang mulai menghilang
Senja, keengganan tangan untuk melukiskan setiap kisah.
Kutak ingin semuanya itu.

Gadisku melawan senja
Ini secuil rasa, dan harap, bila kudapat.
Bersama terasah melawan senja
Bersama bergerak disaat fajar menemukan cinta
Bersama bergerak dalam kesejukan dibasuh embun pagi.

Gadisku diam, bukan didiamkan.
Pancaran cahaya diwajahmu, mengusir senja rasakku.
Ketulusan seluruh kisah dan kasihmu membuatku betah bersama fajar, untuk tidk terlambat mengasihimu.
Biarlah aku diam secara bebas dalam hatimu, memilih secara bebas. Tanpa disuruh apalagi dipaksa.
Biarlah hatimu tulus memilih untuk dimiliki.
Biarlah hatimu iklas mencintai dan tulus mendiami yang sudah dimiliki.

Gadisku, janganlah menghampiri senja.
Setialah dalam rasa yang ada, bersama penakluk hati
Setialah oleh pemilihan dan keputusan hatimu.
Setialah oleh kehendakmu untuk mencintai
Kuatkanlah rasamu, walau banyak kata dan kepala menguji putusan hatimu.

Sebab, sebelum semuanya itu. Hati ini bebas memilihmu, tulus tanpa senja memimilikimu.

Hati teduh bagai disiram embun, karena rindu tak kenal senja, bila bersamamu.
Hati bagai taman bunga yang tak ada batas, karena semua kisah dan kasih dilukiskan bersamamu.

Selalu mewarnai tapak-tapakku dengan senyummu yang menawan.

Senyum menawan melawan hati dalam senja.

Semuanya terjadi, karena (bila) bersamamu.
Kuingin semuanya selalu menyatu dalam setiap waktu.

Selalu tersenyum setiap saat. Semuanya itu terjadi, karena kita.

Kita yang memilih untuk tetap tersenyum, atau menangis dalam tahanan rasa, dan kegaduhan. Jangan.
Katakan, hal yang perlu dikatakan.
Katakan, apa yang sudah dipikirkan.(FH)

ilustrasi: https://blog.radiantlifecatalog.com/