LETANGMEDIA

Sajak FH || Melampaui Segelas kopi


"Karena kita hanya satu.Satu untuk saling menyatu, bukan mengadu.
Satu untuk saling membangun, bukan menabung benci Satu membagi ceria dalam hangatan kopi. Iklaskan rasa, sebebas hati melepas dahaga kala dikala menikmati scengkir kopi"
Ilustrasi (www.wallpaperbetter.com)


PART I


Kopinya manis, Tapi itu bukan Kamu

****
Sayang,,kopinya manis banget. Kamu cocok untuk selalu memberikan aku segelas kopi, selama sang khalik memperkenalkannya.

Ah, gombal lagi. Jawab gadis itu, sambil menatap pria itu dengan senyuman khasnya.
Serius..kok. kata pria berparas itu sambil membalas senyuman gadis berambut lurus itu.
Tah, nana, com inung molor ket kopi hitu. (Dalam hatinya, gadis itu, berkata, terimakasih sayang, engkau selalau membuat aku tersenyum. Sejak fajar menyapa, hingga senja mendekat, aku selalu jatuh cinta padamu, sang penikmat kopiku).

Kwkkwkwkwkwwk, Pria itu tertawa, sambil melihat gadis berbodi atletis itu senyum sendiri.

'''' *****
Tapi, masih ada yang lebih manis dari kopi ini. Tidak bisa disamakan, atau disadingkan dengan yang lain. Bagiku, itulah rasa yang tak pernah habis.

Bagiku, itulah kesempurnaan.
Bagiku, itulah kebahagian.
Bagiku, itulah mawar yang tak pernah layu.
Bagiku, itulah mawar yang selalu ada dan hidup di sanubariku.
Manisnya mengalahkan kopi ini.

Dengan wajah sedikt cemas, gadis itu menjawab. Hem, mulai kole hi nana Gah.
(Dalam.hatinya, bertanya. Siapa yah? Sedikit menyesal. Ternyata dirinya tidk berhasil menjadi sumber manis bagi pria itu. Tapi siapa yah gadis itu)

Gadis itupun berani bersuara.
Kalau boleh tahu, itu siapa yah?
Rupanya pria itu, berpura2 tidak mendengarnya. Ia masih setia dengan segalas kopinya.
Gadis itu, bersuara lagi.
Na, siapakah dia yang mengalahkah kopi yang terasa amat manis di bibirmu?


Rupanya, pria itu, memutuskan, untuk, cepat2 menyelesaikan perkara ini.
Dia adalah, pemilik senyum yang membuat sejuta mata memandang penuh harap. Harap untuk dapat memilih dan memiliki pemilik senyum itu.
Saat dia senyum, ketulusan dan kesetiannya terbaca
Gerak dan tutur katanya, selaras dengan senyumnya.
Aku pun bersyukur memilikinya.
Karena senyumannya, mengalahkan apa dan siapapun.
Senyumannya, membahagiakan aku dikala kusedih
Senyumnya, menaburkan sukacita dalam setiap jejakku.
Senyumnya, seakan seperti mentari yang tak pernah terlambat menyinari bumi. Taka pernah terlambat, membahagiakan orang lain.


Tentu semuanya itu, mengalahkan manisnya kopi yang telah kau persembahkan unttku di sore ini. Kata pria itu.
Gadis itu semakin penasaran.
Yah, aku tahu, tapi itu siapa? Tanya gadis itu dengan sejuta gulat dalam hatiinya.
Dia adalah. Gadis yang sedang bertanya kepadaku, tetang siapa dia.
Itulah Dia, yang tulus mnyusun rusukku. Dalam senyumnya, terpancar harapan untuk selalu setia melintasi bumi bersamaku.
Setia bersama menahkodai bahtera kehidupAn.


Itulah kamu, gadis maniku.
Kamu tidak seperti kopi, ini. Kata pria itu,sambil mengangkat gelas kopinya.
Kamu, tak dapat dibandingkan dengan apa dan siapapun. Tak tergantikan, oleh siapapun.


******
YAH.
Siapapun orang yang kita kasihi, tidak bisa dibandingkan apa lagi digantikan atau disamakan dengan benda atau lainya.
caranya membuat kita senyum dan bahagia, berbeda dgan cara orang lain.
Dia tidk seperti kopi, kehangatannya, akan abis, saat kopinya habis.

Neka hemong panda taung kopi ehh bro.


Neka rabo gew kopi mane....


PART II

NIKMATI KOPI LEBIH BAIK


Buat apa hati gunda, kalau memang itu tidak berguna.
Buat apa saling membenci, kerena hal itu menyakitkan
Buat apa curiga, karena hal itu membawa luka.
Buat apa saling musuh, lebih baik saling memanjatkan syukur.

Daripada semuanya beraksi, lebih baik bersama menikmati segelas kopi

******
Lebih baik saling menghargai, daripada saling menghakimi.
Lebih baik saling mengasihi, daripada saling menyakiti.
Lebih baik saling memaafkan, daripada saling memanfaatkan.
Lebih baik saling sayang, daripada saling menantang.
Lebih baik saling menyatu, daripada saling mengadu doma.
Lebih baik saling saudara, daripada saling menumpa darah.
Lebih baik saling kawan, daripada saling lawan.
Lebih baik membagi kasih, daripada membagi api.
Lebih baik saling menerima, daripada saling menghina.
Lebih baik saling membuka hati, daripada saling luka
Lebih baik saling sokong, daripada saling todong.
Lebih baik saling menerima, daripada saling cipta derita.
Lebih baik saling bersahaja, daripada saling bersenjata.
Lebih baik saling bersahaja, daripada saling mencelaka.
Lebih baik berbelaskasih, daripada saling mengubar benci.
Lebih baik rendah hati, daripada berlgak lantam.

***

Karena kita hanya satu.
Satu untuk saling menyatu, bukan mengadu.
Satu untuk saling membangun, bukan menabung benci.

Satu membagi ceria dalam hangatan kopi.


PART III

MELANGKAH UNTUK MEMILIKI
Menjadi seorang yang dicintai atau mencintai adalah pilihan. Pilihan itu diikuti dengan keiklasan untuk menerima apa adanya, bukan menerima atau ikhlas "karena ada apanya"Pilihan atau memilih, dusta dijauhkan daripada ada murka. Iklas, berjanji dan berjuang menyuburkan pilihan sebagai keabdian hati adalah konsekuensi dari pilihan.Menjauh, atau dijauhkan karena perdebatan perbedaan adalah mengkianati pilihan.

Dipilih atau memilih, murka digersangkan, mutiara disuburkan.Memilih untuk dipilih, dusta dijauhkan, daripada yang dipilih, lebih memilih untuk berdua.KARENA itu, kumelangkah untuk terus berjalan dalam kesetian akan pilihan.Kuiklas dalam kesetian akan pilihan pada setiap tangga kehidupanku. Aku berlajar bertahan, bertahan pada pilihan.Sebagaimana aku memilih kopi Pahit untuk membekukan kejenuhan, dan membagkitkan semangat untuk menikmati awal hari yang penuh dengan pilihan.


PART IV

KAULAH PEMILIK HATI

Bagiku, kaulah pemilik senyum indah itu.

Senyum yang membangkitkan,
senyum yang menuliskan hârâpan.


Bagiku kaulah permata,
Permata yang selalu menata hati ini lebih dari sekedar bahagia.
Lagi, untukmu pemilik hati.Hati ini bukanlah sawah dan kebun, digarap tergantung musim.
Bersama rasamu hatiku adalah rumah yang hidup dan kokoh.


Hati ini bukanlah sawah dan kebun, digarap tergantung musim.
Bersama rasamu hatiku adalah rumah yang hidup dan kokoh.


Kỉtalah yang membangunnya dan menghiasnya tanpa kenal musim.Ỉtulah hati kita, hati dan râsa yang kuat untuk selalu setia dalam suka dan duka.


Ỉtulah hati kita, hati dan râsa yang kuat untuk selalu setia dalam suka dan duka.

Lagi untukmu,
Berhentilah setia dalam kegâduhan hati,
Lepaskan râsa yang tak bershabatBertepilah dari kebencianSatukanlah senyum itu untuk mengarungi lâutan kehidupan

Bertepilah dari kebencianSatukanlah senyum itu untuk mengarungi lâutan kehidupan


Untukmu pemilik hatiGemgamlah rasa dalam sadar
Bersamalah melangkah mengapai mentari mumpung masih pagi.


Gemgamlah rasa dalam sadar
Bersamalah melangkah mengapai mentari mumpung masih pagi.
Untukmu pemilik hatiBersamalah membangun dan menciptakan hal yang luar biasa.
Bersamalah membangun dan menciptakan hal yang luar biasa.
Bersamalah menikmati kopi dikala senja dan fajar





Sajak FH || Melampaui Segelas kopi Sajak FH || Melampaui Segelas kopi Reviewed by www.surya.com on Juni 07, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

VIEW

Diberdayakan oleh Blogger.