LETANGMEDIA

Refleksi Sederhana: Kebebasan Benar Dan Bijak Memahami Kegelisahan (Refleksi Gaudium Et Spes )

Refleksi SederhanaKebebasan Benar Dan Bijak Memahami Kegelisahan Dunia

(Refleksi Gaudium Et Spes )

 

TI

Ilustrasi: http://ikaprama.org/wp.conten/uploads/2017/08/TI.JPg.

rojoklodok.wordpress.com-Kemajuan teknologi yang merambah di semua sisi kehidupan adalah kebangaan di abad ini. Alat komunikasi dengan seperangkat aplikasinya telah merubuah budaya komunikasi dan pola hidup. Kemajuan, untuk memudahkan segala aktifitas manusia adalah membabanggakan. Namun kenyaatan menunjukkan, kemajuan-kemajuan itu tidak hanya membahagiakan manusia, tetapi justru menggelisahkan. Hoax dan saling memproduksi kebencian telah bertumbuh subur di tengah majunya teknologi komunikasi.

Hal-hal tersebut tentu menjadi kegelisahan semua manusia dan kegelisahan kaum beriman. Semakin dikwatirkan lagi, bila kemjuan itu menciptakan kerusakan terhadap alam. Bahwa kerusakan alam atau lingkungan di mana semua makhluk hidup adalah kecemasan semua orang, baik dalam iman dan budaya. Lingkungan lingkungan sebagai tempat berlangsungnya sejarah manusia di dunia diarahkan untuk melestarikannya dalam semangat cinta kasih Sang Pencipta (GS. 2).

BACA JUGA: Dari Surat Cinta Ada Cikal Merangkai Kata | Catatan Intip Masa Silam

Kemajuan yang merambah seluruh sisi kehidupan manusia adalah perubahan yang timbul dari kecerdasan dan usaha kreatif manusia, dan mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri, perubahan itu tidak hanya membawa kebaikan tetapi juga menantang bahkan menuntut manusia untuk menanggapinya (GS.3-4). Manusia menjadi bimbang, putus asa dalam menghadapi seluruh kesulitan-kesulitan yang terjadi bahkan terbawa arus kemajuan, bila tidak memahami akan potensi yang luar biasa dalam dirinya. Manusia mendapat privelese dari semua ciptaan, karena diciptakan menurut gambar Allah dan dikarunia akal budi.

Kegilasahan dan kecemasan terus menjadi konflik batin, bila saja manusia tidak membuka hati untuk dibebaskan Tuhan dan mengunakan seluruh potensi demi meluhurkan Allah sebagai Pencipta (GS. 12,13). Secara kodrat, manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, menghormati badanya dan mengembangkan serta menggunakan potensinya demi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga (GS. 14). Kodrat ini memanggil manusia untuk memuliakan Sang Pencipta, keputusan-keputusan yang diambil berada di bawah terang Ilahi, dengan demikian akal budi yang melahirkan aktifitas atau tindakan terbuka pada rahmat Allah. (GS, 14.15).

Baca Juga: Membedah Semua Yang Terjadi Dengan Hati | Catatan Lepas BFH

Seluruh aktifitas yang memuliakan Pencipta, mendorong manusia bertindak dalam kebijaksanaan, terdorong oleh akal budi yang diterangi Ilahi mencintai dan mencari kebenaran sebagai wujud kebebasan yang benar (GS.15.17). Kebebasan yang benar adalah mewujudkan printah Pencipta untuk hidup damai dengan seluruh ciptaan. Kebebasan yang benar adalah keluruhan martabat manusia, ini dapat dilakukan oleh manusia dengan membebaskan diri dari penawaran nafsu, bersikap sewenang-wenang dan melukai keadilan, dan berpikir keritis dibawah akal budi yang diterangi Sang Khalik (GS. 17).

Keistimewaan manusia yang diciptakan seturut gambar Allah dan dikarunia akal budi dipanggil untuk saling mengasihi, saling menjaga sesama ciptaan dan saling berusaha agar keadilan berbuah dalam relasi antar manusia, relasi dengan alam; hingga kesejahteraan umum terwujud dalam kehidupan kongkrit (lih. GS. 25-32).

Memperjuangkan dan mewujudkan keadilan yang berbuah pada kepada kesejahteraan umum adalah perjuangan setiap orang. Halnya usaha manusia dalam menggunakan kekayaan alam berorientasi pada kesejahteraan generasi sekarang dan genarasi manusia mendatang. Di sinilah letak kegitan manusia yang selarah kehendak Allah (lih. GS 34.35). Sebab sikap dan tingkah laku manusia terhadp seluruh ciptaan yang karuniai kemandirian, kebenaran dan kebaikannya sendiri sangat berharga dari kemajuan teknologi (GS. 35.36). Seperti dikatakan awal tadi, bahwa kemajuan adalah baik adanya, namun manusia yang salah menafsirkan kebebasan akan terbawa arus kemajuan itu.

Semua ciptaan masing-masing memiliki nilai instrinsik. Oleh karenanya manusia dipanggil untuk menghormati setiap unsur tersebut. Baik sikap terhadap sesama dan terhadap alam yang sewenang-sewenang oleh kesombangan, oleh nafsu yang membawa keserahakahan, dan egoisme membawa dunia keluar dari persaudaraan sejati. Allah tidak membiarkan manusia berada dalam kegelapan dan caos. Cinta Allah yang takterbatas mendamaikan kembali manusia dengan DIRI-NYA melalui kebangkitan Kristus. Manusia yang ditebus dalam Kristus melalui kebangkitan-Nya menjadikan bumi dan lagit baru (GS 37).

Misteri Paskah, mengharmonikan kembali relasi manusia dengan Pencipta. Seluruh ciptaan dibarukan dalam kebangkitan Kristus (GS. 37-39). Kebangkitan Kristus menjadi kebangkitan semua yang percaya kepada-Nya melalui pembaharuan (pertobatan) terus menerus.

Menimba Makna

Kegembiraan, harapan, duka dan kecamasan jaman sekarang merupakan hal yang dialami para murid Yesus (lih. GS 1). Manusia diciptakan secara istimewa dengan akal budi. Akal budi menempatkan manusia sebagai ciptaan yang diangkat sebagai rekan kerja Allah. Pencipta telah melantik dan mengutus manusia unuk bertindak bijak dalam mengembangkan kemampuanya. Kemampuan yang dimiliki manusia harus digunakan untuk memuliakan Allah (Lih 1Kor 13,14)

Halnya kemajuan teknologi yang telah menjalar dalam berbagai lini kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah aksentuasi manusia sebagai makluk yang berpikir dan berkerja. Kemajuan atau penemuan-penemuan adalah sumbangan dari perkembangan kekuatan berpikir manusia yang diwujudkan dalam benda-benda yang disebut alat teknologi. Prinsipnya alat-alat teknologi memudahkan dan membantu aktifitas manusia.

Kenyataannya adalah kemjuan teknologi selalu berdampak pada dua sisi, yakni dampak negatif dan positif. Itu adalah konsekveksi kemajuan, ibarat sisi mata uang logam. Lalu apakah dampak negatif itu dibenarkan dengan mendalikan alasan bahwa itu “adalah konsekvensi dari kemajuan”. Jawaban pertama saya adalah “kita mungkin menjawab ya, kalau kita sendiri tidak melihat kemajuan itu sebagai ekspresi karunia Allah yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada manusia. Ya kalau kemajuan itu tidak dimanfaatkan demi kemuliah Allah, digunakan hanya untuk memenuhi nafsu matersialistik dan konsumerisme belaka” Kedua, dalil apapun tentang dampak negatif dari kemajuan itu tidak dapat dibernarkan. Keharusan bagi manusia untuk mengikuti setiap fase kemajuan, tetapi bukan terbawa arus kemajuan. Kemajuan dibidang apapun, manusia adalah tuanya, bukan budak dari kemajuan dan perkembangan. Karena manusia adalah tuan dari kemajuan itu, maka seganya ddigunakan atau dimanfaatkan demi kemulian DIA sebagai sumber dari segala kemajuan itu. Hati dan keputusan pribadi adalah rumah dan pedoman untuk berjalan dalam kemajuan yang mengalir begitu cepat.

Sebeb kebebasan yang benar adalah kebebasan memuliakan Pencipta, kebebasan menciptakan ketenangan dan kedamaian. Kebebasan pribadi setiap pribadi, dibatasi oleh kebebasan orang lain. (FH/rojoklodok.wordpress.com)

***

Mari berdiskusi.

Jangan lupa komentar ya....

Komentar Anda adalah awal diskusi...
Refleksi Sederhana: Kebebasan Benar Dan Bijak Memahami Kegelisahan (Refleksi Gaudium Et Spes ) Refleksi Sederhana: Kebebasan Benar Dan Bijak Memahami Kegelisahan
(Refleksi Gaudium Et Spes ) Reviewed by www.surya.com on Desember 11, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

VIEW

Diberdayakan oleh Blogger.