Waetana: Alam Menyapa

Waetanah
di sanalah kakiku pertama kali menginjakan bumi
di situlah tangisanku terdengar
Tangisan, tanda hadir dan adaku di tanah itu.
BACA JUGA: Mengenal Racang Rak
Waetanah
Itulah alamku
Kesunyuian alamku memberi arti akan cinta-Mu yang tak terbatas
Waetanah,
Gunung kelilingya bagai taman raksasa
Alang-alang membanjiri padang berbukit
Bukan sulit menapakkinya.
Setiap kaki melangkah, memberi ati bagi mata yang menatapnya.
Baca Juga: Permata Itu Telah Pergi
Waetanah
Tidak semua orang mengenalnya
Alamnya asri membahana mata yang menatapnya
Sejuk iklimnya hutan asli sumbernya.
Waetanah
Sejak nama itu ada, pelita memisahkanmu dari gelap
Kaki melangkah jauh untuk memberi nilai dari hasil alammu.
***
Waetanah.
Kicaun burung membawaku dalam semedi
Air alamnya menyegarkan hati menapik harapan
Ragam pesonanya, kusatukan dalam nada
Oh Tuhan, syukur pujianku untuk-Mu.
[caption id="attachment_media-479" align="alignnone" width="1080"]
Ilustrasi: Foto/FH-rojoklodok.wordpress.com[/caption]
Waetanah.
Nyanyian burung selalu mengajak kuping untuk peduli akan semua yang diciptakan-Nya.
Keindahan alam yang dihiasi oleh bunga alam dan rerimbunan pohon menajak mata untuk memahami karaya angung Yang Maha Kusa.
Baca Juga: Ganda Kempo: Nenek Nunduk Agu Empon
Waetana
Biarlah bumiku menikmati embun pagi.
Jangan biarkan tanganmu melukainya.
Biarlah bumiku mengalirkan air yang berlimpah.
Jangan biarkan cara yang membawa gersang.
Ini air mata bumi
Air yang pandai memberikan kelegaan pada isi bumi.
Air mata bumi.
Tatalah langkah hinga setiap generasi menikmatinya.
Air mata bumi.
Gagaslah cara, agar bumi selalu mengalirkan air.Kini dan kelak.


Waetanah
di sanalah kakiku pertama kali menginjakan bumi
di situlah tangisanku terdengar
Tangisan, tanda hadir dan adaku di tanah itu.
BACA JUGA: Mengenal Racang Rak
Waetanah
Itulah alamku
Kesunyuian alamku memberi arti akan cinta-Mu yang tak terbatas
Waetanah,
Gunung kelilingya bagai taman raksasa
Alang-alang membanjiri padang berbukit
Bukan sulit menapakkinya.
Setiap kaki melangkah, memberi ati bagi mata yang menatapnya.
Baca Juga: Permata Itu Telah Pergi
Waetanah
Tidak semua orang mengenalnya
Alamnya asri membahana mata yang menatapnya
Sejuk iklimnya hutan asli sumbernya.
Waetanah
Sejak nama itu ada, pelita memisahkanmu dari gelap
Kaki melangkah jauh untuk memberi nilai dari hasil alammu.
***
Waetanah.
Kicaun burung membawaku dalam semedi
Air alamnya menyegarkan hati menapik harapan
Ragam pesonanya, kusatukan dalam nada
Oh Tuhan, syukur pujianku untuk-Mu.
[caption id="attachment_media-479" align="alignnone" width="1080"]

Waetanah.
Nyanyian burung selalu mengajak kuping untuk peduli akan semua yang diciptakan-Nya.
Keindahan alam yang dihiasi oleh bunga alam dan rerimbunan pohon menajak mata untuk memahami karaya angung Yang Maha Kusa.
Baca Juga: Ganda Kempo: Nenek Nunduk Agu Empon
Waetana
Biarlah bumiku menikmati embun pagi.
Jangan biarkan tanganmu melukainya.
Biarlah bumiku mengalirkan air yang berlimpah.
Jangan biarkan cara yang membawa gersang.
Ini air mata bumi
Air yang pandai memberikan kelegaan pada isi bumi.
Air mata bumi.
Tatalah langkah hinga setiap generasi menikmatinya.
Air mata bumi.
Gagaslah cara, agar bumi selalu mengalirkan air.Kini dan kelak.


Waetana: Alam Menyapa
Reviewed by www.surya.com
on
November 02, 2017
Rating:
[…] Baca Juga: Waetana: Alam Menyapa […]
BalasHapus