Lirik-Lirik Bocah Yang Dicintai Alam
[caption id="attachment_647" align="alignright" width="318"]
Ilustrasi: http://assets.kompas.com[/caption]
Usiaku enam tahun.
Kaki kecilku melangkah melintasi gununng dan lembah
Kulakukan setiap akhir dan awal pekan
Karena rasa rindu yang selalu ada untuk kedua sosok. Orang tua.
Baca Juga: Waetana: Alam Menyapa
Kumelintasi gunung itu dan meninggalkan keluarga.
Bersiarah ke kampung tetangga
Demi mengais ilmu pada sekolah yang ada di tetangga.
Kaki kecilku seakan dikuatkan oleh rimbunan pohon.
Baca Juga: Menoleh Baru Memilih (Refleksi Ringan Menjelang Pemilu 2018)
Semangat juangku, seakan selalu muncul dari ayunan dedaunan
Nadi-nadiku selalu dilembutkan dengan kesejukan angin alam yang ramah.
Nyanyian burung-burung mengiringi pertumbuhan kami di alam ini.
Air alam yang mengalir dari hutan asli menyegarkan tubuh mengahangatkan jiwa.
Mata kami menjadi biasa melihat bunga-bunga alam mekar di pagi hari.
Telinga kami menjadi biasa mendengar nyanyian burung dan suara binatang penghuni hutan.
Tubuh kami menjadi biasa merasakan udara dari alam,
yang tak pernah dicampur dengan kreasi manusia.
Itulah kemewahan kami anak kampung.
Semangat juang dan sikap cinta terhadap alam salalu kami jaga.
Semua itu, menjadi luar biasa,
Untukmu yang hari-hari mendengar suara kendaraan.
Untukmu yang selalu menatap gedung bertingkat.
Tingginya tekat mengejar impian.
Melebihi tingginya gunung yang mengelilingi dusunku.
Banyaknya cita-cita
Melebihi jumlah pohon-pohon penghuni hutan yang tidak dapat dihitung.
Ini membuat kami, bukan kampungan.
Dalam doa kami berharap
Tertipkan langkahmu, aturlah sikapmu, agar tidak menghina keidahan alam.
Setiap langkah, tunduklah pada harapan.
Agar keindah karya agung Tuhan selalu menghiasi setiap generasi.



[caption id="attachment_647" align="alignright" width="318"]

Usiaku enam tahun.
Kaki kecilku melangkah melintasi gununng dan lembah
Kulakukan setiap akhir dan awal pekan
Karena rasa rindu yang selalu ada untuk kedua sosok. Orang tua.

Baca Juga: Waetana: Alam Menyapa
Kumelintasi gunung itu dan meninggalkan keluarga.
Bersiarah ke kampung tetangga
Demi mengais ilmu pada sekolah yang ada di tetangga.
Kaki kecilku seakan dikuatkan oleh rimbunan pohon.
Baca Juga: Menoleh Baru Memilih (Refleksi Ringan Menjelang Pemilu 2018)
Semangat juangku, seakan selalu muncul dari ayunan dedaunan
Nadi-nadiku selalu dilembutkan dengan kesejukan angin alam yang ramah.
Nyanyian burung-burung mengiringi pertumbuhan kami di alam ini.
Air alam yang mengalir dari hutan asli menyegarkan tubuh mengahangatkan jiwa.
Mata kami menjadi biasa melihat bunga-bunga alam mekar di pagi hari.
Telinga kami menjadi biasa mendengar nyanyian burung dan suara binatang penghuni hutan.
Tubuh kami menjadi biasa merasakan udara dari alam,
yang tak pernah dicampur dengan kreasi manusia.
Itulah kemewahan kami anak kampung.
Semangat juang dan sikap cinta terhadap alam salalu kami jaga.
Semua itu, menjadi luar biasa,
Untukmu yang hari-hari mendengar suara kendaraan.
Untukmu yang selalu menatap gedung bertingkat.
Tingginya tekat mengejar impian.
Melebihi tingginya gunung yang mengelilingi dusunku.
Banyaknya cita-cita
Melebihi jumlah pohon-pohon penghuni hutan yang tidak dapat dihitung.
Ini membuat kami, bukan kampungan.
Dalam doa kami berharap
Tertipkan langkahmu, aturlah sikapmu, agar tidak menghina keidahan alam.
Setiap langkah, tunduklah pada harapan.
Agar keindah karya agung Tuhan selalu menghiasi setiap generasi.




Lirik-Lirik Bocah Yang Dicintai Alam
Reviewed by www.surya.com
on
November 02, 2017
Rating:
[…] Terkait: Lirik-Lirik Bocah Yang Dicintai Alam […]
BalasHapus