Karya Saya Bukanlah Lukisan Semata“Karya saya bukanlah gambar, tetapi cara mengangungkan lukisan Allah. Allah adalah pelukis Agung. Keanggungan lukisan-Nya, bumi dan segala isinya. Saya melukis, bahasa batin memuji keindahan itu.Sebab lukisan saya bahasa batin, bukan bisikan nafsu jasmani.Lukisan saya instrumen jiwa untuk ditatap dalam rasa Tangan saya terus memercik warna, Sebab saya diciptakan dan dipanggil untuk memberi warna pada hidup saya dan orang-orang disekeliling saya”.(Feliks Hatam)

Kata-kata di atas, tidaklah berlebihan bila saya mengatakan bahwa itu adalah menggambarkan sosok pelukis muda yang ramah, santun dalam bicara dan bersikap, setia dan bertanggungjawab terhadap semua kepercayaan orang lain yang membutuhkan jasanya. Germercikan air dan tetesan embun pagi serta instrumen alam yang disemarak oleh nyanyian burung-burung membawa sosok yang mengamalkan prinsip kesederhanaan itu mengucap syukur atas karya agung Allah itu melalui lukisannya.

Karya Patris adalah sebagai ekspersi dari petualangan jiwanya. Terhadap karya seniman William Somerset Maugham berkata, “ Every production of an artist should be the expression of an adventure of his soul / Setiap karya seorang seniman harus menjadi ekspresi dari petualangan jiwanya”. Tidaklah berlebihan bila kata penulis Inggirs ini dikadokan kepada pelukis muda yang biasa disapa Patris. Bukan tanpa alasan, lukisan-lukisan pemuda ini selalu memanjakan mata dan hati semua orang yang melihat hasil alunan tangannya.
Patris Hartono Wawan yang biasa disapa Patris oleh keluarga dan teman-temannya adalah Putra sulung dari Bapak Huber B. Ambak dan Mama Anastasia Karolina. Pria yang berambut air dan berkulit putih itu lahir di Roe, tanggal 17 Maret 1996. Patris dan dua saudaranya dibesarkan dalam iklim keluarga yang harmonis, lembut dan kasih sayang oleh kedua orang tua yang saat ini beralamat di Sok Rutung, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Hembusan angin alam yang belum tersentuh oleh aksi tangan manusia, turut mendukung Patris dan adik-adiknya bertumbuh dalam kesejukan, berimajansi dengan bermusikan instrumn alam. Padi di sawah yang mengijau lalu menguning turut menyuburkan semangat batin mengangaggungkan karya Allah.
Semua kekayaan itu turut mengembangkan dan membangkitkan potensi Patris dan saudaranya dalam belajar dan melukis. Jiwa melukis, tidak hanya dimiliki oleh Patris, tetapi juga dimiliki oleh saudaranya yang serahim.
Hari-hari di masa kecil selalu memandang kehijaun alam, mendengar petikan musik alam yang disemarakkan oleh nyayian burung-burung, dan melihat (menyaksikan) hiruk pikuk masyarakat dikampungnya dalam mencari nafka, membelajarkan Patris kecil akan bersukur, kerja keras, tanggungjawab, disiplin dan empati. .
Patris,pemuda tekun dan kerja keras mulaimengenal dunia pendidikan formal pada tahun 2004 saat dirinya diasuh dalam pelukan SDK Sok Rutung, sampai dengan tahun 2009. Setalah diasuh selama enam tahun oleh SDK Sok Rutung, pada bulan Juli tahun 2009 sampai dengan bulan Mei 2012 dirinya dibesarkan oleh cinta dan kasih SMPK Santu Yosep Freinademetz Sok Rutung.
- Dari rahim SMAK Santa Familia Wae Nakeng-Lembor (2012-2015) menghantarkan pria murah senyum itu untuk belajar Bahasa Inggris pada program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP Santu Paulus Ruteng (September 2015 s/d sekarang).
“Alam dan keluarga di mana saya tinggal dan dibesarkan turut membentuk imajinasi, dan membuka mata batin saya untuk mendalalami karya Agung Allah, yang dinyatakan dalam lukisan adalah alasan dari tangan saya bergerak menjawab batin dan menyatakan imajinasi dalam bentun benda”. Demikian kata Peria yang memiliki moto hidup THINKING (berpikir), CREATING (menciptakan/brkreasi) AND ENJOYING THE RESUL T(menikmati hasil)
Awalnya Melukis Babi

Patris yang saat ini dikenal sebagai pelukis muda berpotensi dan berkomitmen tinggi untuk menjadi seniman profesional diawali dengan bimbingan tangan dingin seorang ibu. Saat itu, Patris, diajarkan untuk melukis seekor binatang. Binatang yang dilukiskan kala itu adalah babi. Untuk mendukung dan menumbuhkan potensi melukis dalam diri putra sulung mereka, orang tuanya membelikan buku-buku yang didalamnya terdapat banya gambar-gambar berwarna. “Waktu kecil, Ibu adalah sosok pertama yang mengajarkan saya melukis. Sentuhan tangan Ibu yang mengarahkan tangan saya untuk meniru gambar babi pada salah satu buku gambar membangkitkan talenta saya. Sejak saat itu, saya selalu meniru gambar-gambar yang ada dalam buku. Kerana ketertarikan melihat dan meniru gambar-gambar dalam buku, membuat kedua orang tua saya untuk membelikan buku-buku yang didalamnya terdapat gambar” Demikian kata Patris, saat ditanya saol kapan dirinya mulai melukis.

arya: Patris wawan. (Lukisan ini dapat Anda lihat kafe: F3 Cafe;Kopi Tuang D'kraeng A.J.
Jln. Jagu Rowang. Manggarai. NTT)
Karya tangannya waktu kecil, selalu mendapat pujian dari kedua orang tuanya, bahkan dihadiahkan dengan manisan khas anak-anak masa itu. Pujian dan suport orang tuanya, ternyata tidak hanya menumbuhkan dan mengambangkan potensi melukis Patris, tetapi juga turut menumbuhkan potensi melukis dalam diri kedua adiknya. Hingga saat ini, putra kedua dari orang tua yang menetap di Sok Rutung itu, sangat lihai dalam menggambar tato di tubuh, hasilnya, tidak hanya mendapatkan apresiasi dari kliennya, tetapi membuat orang-orang yang melihat tato itu tertarik untuk mendapatkan tato hasil karya tangannya; sekarang, adik kedua dari Patris ini, sedang berada di Labuan Bajo. Begitupun saudara bungsu mereka, memiliki talenta dalam melukis. Singkatnya bahwa, Patris dan kedua adiknya sama-sama memiliki potensi dalam dunia lukis.
Potensi melukis dari tiga bersaudara ini selain dukungan kedua orang tua, tetapi juga dipengaruhi oleh gen ibu. “Waktu kecil, mama menceritkan bahwa, nenek (ayah dari ibu) memiliki talenta melukis” Tutur Patris.

Dari melukis binatang dan kebiasan meniru gambar dalam buku, ketertarikan Patris terhadap dunia lukis terus bertumbuh seiring waktu berputar. Konsistensi beliau dalam mengembangkan potensi melukis menghartanya berada pada pringkat II pada lomba melukis saat dirinya berseragam putih abu-abu di SMAK Santa Familia Wae Nakeng-Lembor. Berada pada peringkat II, tidak membuat Patris putus asa dan berkecil hati. Sebaliknya peristiwa itu seperti pupuk yang menyuburkan talentanya. Dari kesampatan itu, Patris terpacu untuk terus menggali emas yang ada dalam dirinya. Berkat ketekunan dalam menggali potensi melalui latihan secara terus menerus, pada semestr III, kepadanya diberi kepercayaan oleh beberapa dosen STKIP Santu Paulus Ruteng untuk membuat
gambar ilustrasi dalam sebuah buku yang ditulis oleh beberapa dosen tersebut.
Patris tahu bahwa dirinya dilahirkan untuk menang dan ingin berhasil mengembangkan potensinya, maka belajar secara terus menerus untuk mengembangkan talenta menjadi pilihan. Alhasil, saat ini, banyak pihak menawarkan jasanya untuk melukis, untuk bulan Januari 2019, sedang menyelesaikan lukisan pada salah satu kafe di kota Ruteng,
Kosentrasi, isntrumen, dan musik slow era 90-an kebawah turut merangsang imajinasi Patris dalam melukis. Menurutnya, satu lukisan bisa diselesaikan dalam waktu sehari.
Mempetanggungjawabkan Imajinasi Alasan Melukis dengan Hati
Sore itu, 12 Januari 2019, Patris dengan segelas kopi
manis, dan saya dengan segalas kopi pahit, di kos itu, duduk santai sambil
melihat beberapa lukisan hasil karya mahasiswa tinggkat IV Program Studi Bahasa
Inggris ini.
Saya merinding mendengar cerita seorang pelukis muda itu
(Patris). Ia dengan sepenuh hati menceritakan hal yang dipikirkan saat melukis.
Hal utama yang dipikirkan oleh Pria semester VIII pada program Studi Pendidikan
Bahasa Inggiris STKIP Santu Paulus Ruteng
itu dalam melukis adalah tentang
mempertanggungjawabkan imajinasi dan mendalami rahasia terdalam kehidupan.
“Tanganku bergerak bukan dengan hati-hati, tetapi dengan pasti, sebab mata
batin mengarahkan tanganku untuk menjawab imajinasi. Tangangku menari
bermusikan imajinasi, sehingga dengan sepenuh hati saya melukis. Hal ini juga
membawaku untuk melayani mereka yang memercayaiku dalam menghasilkan
lukisan” Demikian kata pelukis muda itu
sambil memandang sebuah lukisannya yang dipajang pada diding kosnya.
Ketika pemuda asal Sok Rutung itu berkata demikian, saya
teringat cuplikan puisi Kahlil Gibran (2015:17) bahwa “mencintai hidup melalui
bekerja membuat kalian intim dengan rahasia terdalam kehidupan” Bagi pemuda yang menginspirasikan
seorang pelukis asal Malaga-Spanyol, Pablo Ruiz Picasso (Lahir, 25 Oktober 1881)
menuturkan bahwa, melukis sebagai panggilan hidup dan berkat dari Tuhan yang
harus dijalankan dengan penuh hati, sembari besryukur kepada Dia yang
memberikan telanta itu. Panggilan itu terlihat dalam keseharianya dalam
menjalankan tugas sebagai seorang mahasiswa dan membuat lukisan berdasarkan
permintaan konsumen.
Benar apa yang telah dikatakan oleh WilliamSomerset Maugham Penulis Inggris bahwa “Every production of an artist should be the
expression of an adventure of his soul/ Setiap karya seorang seniman harus menjadi ekspresi
dari petualangan jiwanya” Lukisan-lukisan karya tangan Patris H.Wawan yangmemanjakan mata dan hati semua orang yang melihatnya adalah representasi daripetualangan jiwa dan imajinasinya.
Tidak terasa kopi meninggalkan ampas di masing-masing gelas
kami. Sore berubah menjadi gelap, tetapi cerita kami tidak pernah redup. Sambil
memadang sebuah lukisan hasil karyanya, dalam hati saya berkata “Laki-laki ini
sosok yang luar biasa dan berpotensi memajukan dareahnya melalui lukisan”.
Patris memang sosok yang berbeda dengan pemuda yang
seumuran dengannya, tugas kuliah, yang
mana saat ini beliau sedang menyelasaikan skripsi. Kesehariannya sebagai mahasiswa bukan alasan untuk
menpertanggungjawabkan kepercayaan kliennya.
Baginya waktu dan kesempatan tidak boleh disia-siakan, telanta terus diasah,
kepercayaan orang lain perlu dipertanggungjawabkan dengan hati.
Keseharian Patris, menjawab komitmennya, setiap hari, hampir tidak ada waktu yang disia-siakan.
Dirinya menjalankan dua tugas sekaligus, baik sebagai mahasisa yang sedang
menuliskan skripsi maupun sebagai pribadi yang berpotensi dalam melukis.
Patris mengamini kata Pablo Ruiz y Picass, tokoh inspirasinya dalam melukis bahwa
“Tuhan merupakan seniman yang hebat. Ia menciptakan jerapah, gajah dan kucing. Ia
tidak memiliki sebuah aliran yang pasti dalam seninya, namun yang pasti seniman
terus menciptakan hal yang baru”.
Patris berkomitmen, setiap harinya selalu mengahadirkan keharmonisan melalui lukisan-lukisan. Dan sampai saat ini, begitu
banyak lukisan-lukisan hasil karya tangannya yang memantik rasa simpati bagi
orang yang melihatnya. Selain itu, lukisan hasil alunan tanganya turut memercantik
salah satu kafe di kota Ruteng, sebut saja F3Cafe;Kopi Tuang D'kraeng A.J. Cafe yang beralamat di Jln. Jagu Rowang. Manggarai. NTT ini rencananya akan segera dibuka pada akhir bulan januari 2019.
Pria sosok peramah dan rendah hati itu mengatakan “walaupun sudah banyak mengahasilkan lukisan, dan banyak orang yang menawarkan jasa saya untuk meulikisi, itu tidak membuat saya cepat puas dengan apa yang saya miliki. Saya tetap menjadi Patris sebagaimana orang-orang mengenalku. Sebab karyaku bukanlah lukisan, tetapi ekspresi batin yang dilukisan dengan jiwa untuk memberikan kedamaian dan keharmonisan bagi yang melihat lukisan itu. Selain itu, karya saya bukanlah lukisan semata, tetapi bahasa syukur kepada Yang Kuasa akan telanta yang saya miliki”.
Pemuda yang berhobi memetik gitar dan peramah ini bercita-cita menjadi seorang pelukis/seniman yang sukses dan seoarang guide profesional serta sukses dibidang lainya. Hal itu terlihat dalam ketekunannya, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai pelukis. Mata sudah tak tahan lagi untuk berkedip, saat itu, kami baru sadar ternyata kami sudah berada di Pukul 00.00. Pukul 00.00, memaksa kami untuk kembali beristrahat, sebab dipangi nanti banyak tanggungjawab yang haru kami selesaikan.
Lihat selengkapnya di channel ini
Catatan: lukisan-luskian yang ada pada tulisan ini, belum selesai/belum rampung. Bila pembaca budiman ingin melihat lukisan yang sudah dirampung, kunjungi cafe: F3 Cafe;Kopi Tuang D'kraeng A.J.
Jln. Jagu Rowang. Manggarai. NTT. Cafe ini rencananya akan segera dibuka pada akhir bulan januari 2019.
Patris Wawan: Karya Saya Bukanlah Lukisan Semata
Reviewed by www.surya.com
on
Januari 23, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: