Jiwa yang sepi.
"Bergulat dalam deretan waktu , membuah dalam langkah yang amat cepat. Lebih cepat dari biasanya, demi menggapai seberkas cahaya. Cahaya mencair sepih yang semakin membeku"
Oleh: Putra. W*

Ibarat bunga yang sedang mekar
Menanti sang surya memberikan seberkas cahaya
Cahaya yang indah menembus kabut, mencair sepi yang membeku
Oh cahaya percikan mentari
Teranglah langkahku cairlah rinduku
Sebab langkah dan rinduku berjalan tak menentu.
Baca Juga: Asal Tulis: Tidak Cukup Menghilangkan Asap dengan Memadamkan Api
Kubisik pada angin berharap ada arah
Kumenanti jawaban namun sulit kudapat
Kumelangkah mrncari jawaban dari semua ku tanya
Namun sulit harus kemana
Kini petang mengisi senja
Beralih waktu menjadi malam
Tak kunjung ada jawaban
Jawaban yang mencair segala kalbu ku yang lama membeku.
Baca Juga: CINTA DI BIBIR PANTAI
Ku menanti dalam sepi adalah rasa resah yang selalu mengisi hari-hariku
Rindu rindu dan rindu semakin membuka
Rindu dalam sepi berharap serpihan nada memecahkan bencana yang
Selalu mengancam hati dalam lemah
Lemah karna tak bergairah dalam waktu yang selalu bergerak maju
Lemah oleh deretan waktu yang tak mampu berputar menjawab resah gulana
Dalam gulatan hati menggelora
Berharap mimpi sebagai jawab
Mimpi menawarkan sejuta keindahan.
Baca Juga: Aku Diselamatkan Oleh Gerobak dan Darahnya
Oh tidak...
Aku tak menemukan rindu lewat mimpi
Ku cari jejak mu, kubayangkan kembali rautmu dalam sadarku
Imajinasiku kembali dan kembali pada bayangmu
Berharap dapat memecahkan resah dan sepiku
Namun tetaplah angin dan bayangan tanpa nyata selalu ku dapat.
Hampa membawaku untuk selalu bertanya
Bergulat dengan sang waktu berharap dalam langkah yang berubah. Membuah oleh gerak yang amat cepat.
Lebih cepat dari biasanya demi memetik kebahgian bersamamu
Mencair sepi yang membeku dalam jiwa
Bisakah hal itu terjadi...???
*)Penulis tinggal di Ruteng
"Bergulat dalam deretan waktu , membuah dalam langkah yang amat cepat. Lebih cepat dari biasanya, demi menggapai seberkas cahaya. Cahaya mencair sepih yang semakin membeku"
Oleh: Putra. W*

Ibarat bunga yang sedang mekar
Menanti sang surya memberikan seberkas cahaya
Cahaya yang indah menembus kabut, mencair sepi yang membeku
Oh cahaya percikan mentari
Teranglah langkahku cairlah rinduku
Sebab langkah dan rinduku berjalan tak menentu.
Baca Juga: Asal Tulis: Tidak Cukup Menghilangkan Asap dengan Memadamkan Api
Kubisik pada angin berharap ada arah
Kumenanti jawaban namun sulit kudapat
Kumelangkah mrncari jawaban dari semua ku tanya
Namun sulit harus kemana
Kini petang mengisi senja
Beralih waktu menjadi malam
Tak kunjung ada jawaban
Jawaban yang mencair segala kalbu ku yang lama membeku.
Baca Juga: CINTA DI BIBIR PANTAI
Ku menanti dalam sepi adalah rasa resah yang selalu mengisi hari-hariku
Rindu rindu dan rindu semakin membuka
Rindu dalam sepi berharap serpihan nada memecahkan bencana yang
Selalu mengancam hati dalam lemah
Lemah karna tak bergairah dalam waktu yang selalu bergerak maju
Lemah oleh deretan waktu yang tak mampu berputar menjawab resah gulana
Dalam gulatan hati menggelora
Berharap mimpi sebagai jawab
Mimpi menawarkan sejuta keindahan.
Baca Juga: Aku Diselamatkan Oleh Gerobak dan Darahnya
Oh tidak...
Aku tak menemukan rindu lewat mimpi
Ku cari jejak mu, kubayangkan kembali rautmu dalam sadarku
Imajinasiku kembali dan kembali pada bayangmu
Berharap dapat memecahkan resah dan sepiku
Namun tetaplah angin dan bayangan tanpa nyata selalu ku dapat.
Hampa membawaku untuk selalu bertanya
Bergulat dengan sang waktu berharap dalam langkah yang berubah. Membuah oleh gerak yang amat cepat.
Lebih cepat dari biasanya demi memetik kebahgian bersamamu
Mencair sepi yang membeku dalam jiwa
Bisakah hal itu terjadi...???
*)Penulis tinggal di Ruteng
Jiwa yang Sepi
Reviewed by www.surya.com
on
Januari 20, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: