LETANGMEDIA

Mawar Berduri: Tidak Sekedar Sajak


Andaikan mawar itu tidak memekarkan yang indah, pasti tuanya sudah memusnahkannya.Andaikan duri-durinya menusuk tuanya, Pasti tuanya sudah memotongnya.Andaikan tertusuk duri adalah masalah hidup. Apakah tuanya lari dari masalah itu?Atau mencari jalan bijak menyesesaikannya? Seperti mecari jalan lain menghindarai tusukan duri mawar itu?





Ilustari: https://www.flickr.com




Mawar, yang mekar dibulan pertama tahun ini, kini telah layu dibulan kedelapan tahun yang sama.Semua cerita telah usai di bulan Agustus.




Duri menghiasi relasi tidak berakhir manis, manambah pilu. Kisah yang dikisahkah sejak bulan pertama tahun ini, kini berakhir pilu di bulan Agustus.




Mawar itu sudah layu. Maafkan aku. Mungkin karena aku tidak selalu menyiramnya, dengan kata yang pantas, sikap yang selaras, dengan hati yang tulus. Tapi aku yakin akan satu hal, masih ada yang yang menyirammu setaip saat.




Yakinlah itu, itu akan lebih rajin menyirammu, jika dibandingkan denganku.Teruslah berjuang mawarku, untuk selalu tumbuh, teruslah mekar mawarku, kapan dan dimanapun.Walaupun bukan bersamamuku.




***




Bunga ini terlihat begitu indah. Setiap orang yang melihatnya selalu memanjakan mata, Daunnya yang begitu hijau memikat hati dan kita mengatakan “sungguh sangat indah”.




Aku terpikat oleh keindahanmu, Mawar. Aku lupa teatang satu hal, yang membuatmu indah dimata semua orang.




Dia berjuang, menelusuri bumi, menghisap air sekuat tenaganya. Namun luput dari perhatian.Bila batu dan kerikil ida temukan, ia mencari jalannya sendiri, demi menghasilkan sesuatu yang indah, menghasilkan duri yang tajam, yang menjaga tubuhmu. dia adalah akar




Akar berjuang demi
menghasilkan bunga yang indah, demi batangnya
yang kut, namun perjuangannya tak dipuji.




Dan Akar, tak pernah menginkan pujian itu.
Prihal akar itu, adalah tentang hidup.




Bahwa orang-orang hanya memuji dan menyalahkan apa yang merupakan hasil dari perjuangan. Bahkan tak sedikitpun bertanya atau menghargai sekecil apapun perjuangannya.




Halnya akar, berjuang tak harap pujian.
Orang akan menghargai dari hasilnya saja, tanpa sedikitpun menghargai perjuangannya. Ketika gagal disalahkan, bila berkenaan dan berhasil disanjung. Menghargai perjuangannya adalah penting, sekecil apapun itu.

Andaikan mawar itu tidak memekarkan yang indah, pasti tuanya sudah memusnahkannya.Andaikan duri-durinya menusuk tuanya, Pasti tuanya sudah memotongnya.Andaikan tertusuk duri adalah masalah hidup. Apakah tuanya lari dari masalah itu?Atau mencari jalan bijak menyesesaikannya? Seperti mecari jalan lain menghindarai tusukan duri mawar itu?





Akar  yang tak pernah kelihatan member arti tentang perjuangan tak berujung.




Bukan mencari
pujian adalah bentuk tanggung jawab. Berjuang tanpa meminta bayaran.
Akar mengajarkan kesabaran, kesetiaan dan kesadaran tentang berjuang walaupun
banyak alasan untuk melemahkan semangat




Sebab, semuanya tak seidah bunga yang mekar saat fajarTak seindah bintang yang bersinar melawan gulita




Atau tak seindah purnama.Yah, semuanya tak seidah semua itu.




Sebab semua kenyataan tak seindah hayalan atau mimpi.Menyatakan mimpi dalam wujud nyata memang membutuhkan usaha dan kerja keras.
Ada duri, bahkan kerikil, tetaplah tegak melangkah, merayu batin terus dilakukan, demi memecahkan hanyalan menjadi kenyataan




***




Syair pagi




Bumi besorak, dalam nyanyian burung-burung.
Burung -burung bernyanyi, ungkapan sukacita menyambut mentari




Bunga mekar,
mengiasi alam, menyambut mentari
Semua ciptaan bersukaria menyambut sinar, dalam kesejukan embun pagi.




Syair pagiku,
Kulantuntan pada yang Kuasa, syukur bagi-Mu.
Pada hari baru yang Kau perkenankan,
Mata ini kembali melihat indahnya Cinta dan ciptaan-Mu
Kaki ini, kembali melangkah menjalakan amanah, kelak Kau mersetui
Hati ini, kembali mewujudkan mimpi dalam kenyaatan, semangat juang adalah
Keuatan-Mu
Tangan ini, enggan berpangku, Yakin kekuatan-Mu menggrakkannya.




Sang fajar, tidak hanya memisahkan malam.




Adalah mengajarkan
tentang hidup yang silih berganti.
Tetang suka dan duka,
Tentang tertawa dan menangis
Tentang gagal dan kesuksesan
Tentang sedih dan senang.
Semuanya adalah berkesempatan.
Nadaku, saat fajar menyapa, Mampukanlah Aku Sang Pemberi hidup melewati pagi
ini, hingga pagi berikut-Nya.




Saat mentari
memancar di ufuk Timur, saat itu kami tertegun amanah apa yang didahulukan,




kebaikan apa yang
kami perjuangkan.
Saat mentari meninggalkan secercah sinar di ufuk Barat,




saat itu pula kami
berkata begitu banyak amanah yang kami perjuangkan dihari esok.
Sanggupkanlah kami Ya Tuhan, mengemban amanah yang terpatri di pundak kami.




Hati adalah ruang
yang tak terhingga luasnya.
Tak kenal batas. Ruangnya luas tempat beradanya mutiara-mutiara kehidupan.
Ruangnya yang luas, tempat mekarnya bunga kehidupan. Hati yang luas, tepat
bertumbuhnya bunga dan mutiara itu yang menghiasi kehidupan.




Entah itu mutiara
atau bunga untuk menyebutkan orang yang dicintai atau untuk menyebutkan
cita-cita.




Semuanya tak ingin hilang bersama gelombang atau layu bersama bunga itu.
Sebab semuanya tidak seindah mawar.




Felik Hatam

Mawar Berduri: Tidak Sekedar Sajak Mawar Berduri: Tidak Sekedar Sajak Reviewed by www.surya.com on September 05, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

VIEW

Diberdayakan oleh Blogger.